Rabu ,1
mei 2013
Entah kenapa
aku ingin memposting tulisan empat bulan yang lalu, yang awalnya tak ingin aku
publikasikan. Bukannya ingin semua kembali seperti dulu. Tidak. Karena aku tau “dia”
(yang sejak tanggal 15 maret 2011 selalu menjadi “kamu” dalam setiap bait di
Diary virtuaL-ku ini) sudah sangat bahagia dengan pilihan NYATA-nya, sekarang.
**rasanya semua terasa begitu cepat, kami berkenalan lalu
tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Setiap hari rasanya berbeda
dan tak lagi sama. Dia hadir membawa
banyak perubahan dalam hari-hariku. Hitam putih menjadi lebih berwarna ketika
sosoknya mengisi ruang-ruang kosong di hatiku. Tak ada percakapan yang biasa,
seakan-akan semua terasa begitu ajaib dan luar biasa. Entahlah, perasaan itu tumbuh
melebihi batas yang kutahu.
**Aku menadi sangat takut kehilangannya. Siksaan kemudian
datang bertubi-tubi ketika kusadar tubuhnya tak berada disampingku. Dia seperti
mengendallikan otak dan hatiku, ada sebab yang tak kumengerti seditkitpun. Aku
membutuhkannya seperti aku butuh udara. Nafasku seakan tercekat jika suaranya
tak terdengar sebelum mataku terpejam.
Dan katanya
dia merasakan hal yang sama, sampai hari ini saat aku kembali merubah setiap
kata “kamu” dalam postingan ini menjadi “dia”, entah sampai kapan. Entah besok,
lusa, atau mungkin setelah lebaran haji posisiku benar-benar akan tergantikan
oleh si stehonk yang katanya adalah pilihan NYATA-nya. Tapi Salahkah jika dia
masih dan selalu kunomorsatukan?
**Jarak sejauh ini memang membuat kami tak banyak berbuat
banyak dan bergerak lebih banyak. Seakan-akan aku dan dia tak punya ruang untuk
sekedar saling menatap. Setiap hari kita menahan rindu yang semakin menggebu.
Inikah cara cinta menyiksa? Melalui jarak ribuan kilometer? Tolong yakinkan aku,
bahwa tak saling berpandangan dan tak saling menggenggam bukan berarti cinta
kami punya banyak kekurangan.
**Aku menghela nafas panjang, membayangkan jika dia ada
disampingku, merasakan yang juga kurasakan. Mana mungkin tak ada air mata
ketika hanya tulisan dan suara yang bisa menguatkan.
**Apakah yang dipertahankan selama ini? Apa yang di andalkan
sejauh ini? Sekuat apa perasaan cinta? Menahan dan mempertanyakan, kadang kala
malah memicu pertengkaran... tapi ya itulah manisnya jarak, ia membuat kami
saling menyadari, tak ada cinta tanpa luka dan tak ada cinta tanpa rindu.
Apa
yang kami cari? Aku masih meraba-raba apa itu cinta dan bagaimana kekuatan itu
bisa membuat kami bertahan HAMPIR DUA TAHUN. Rasa cemburu, rasa ragu, dan rasa
rindu yang menjadi pemanis. Tidak ada hal yang terasa berat ketika aku
melewatinya bersama dia yang sekarang menjadi CALON SUAMI orang yang dari dulu
sangat ku benci.
**Yakinkan aku bahwa jarak hanya sekedar angka, jika masih memperjuangkan cinta yang sama.
**Bukankah Selama bulan yang kita lihat masih sama, selama
sinar matahari yang menyengat kulit kita masih sama hangatnya berarti
pertemuanku dan kamu masih akan tetap terjadi? (sekarang sudah tidak mungkin terjadi menurutnya)
**saat tulisan ini terbaca oleh mu,
setiap kata “kamu” sudah menjadi “dia” dan “kita” yang dulu sudah menjadi “kami”
di diary virtual-ku ini. Sampai aku menemukan “KAMU” baru di hatiku. J