Fari Hanum

Perempuan, 20 Tahun

Banda Atjeh, Indonesia

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
| ::

Navbar3

Search This Blog

Sabtu, 16 Februari 2013

Dan Aku Juga Tak Pernah Siap


Halo, selamat pagi. selamat hari minggu dan selamat beribadah bagi siapapun yang melaksanakannya pada hari ini. Tuhan memberkati.

pagi ini aku bangun dengan mata sembab. Seusai shalat subuh dan doa pagi, seperti biasa check inbox handphone. Tidak ada message baru. Sepertinya aku harus membiasakan diri untuk menghadapi sepinya benda tak bernyawa ini.

Tak ada yang ku lakukan, hanya menatap langit-langit kamar sambil sesekali membaca postingan terakhir ayank mame dan berharap apa yang saya dengar semalam hanyalah bagian dari bunga tidur. Saya masih bisa mengingat dengan jelas suara ayank jeleQ yang ku dengar dari handphone tadi malam. Ayank JeleQ, pria yang selalu ada dalam ceritaku selama hampir satu tahun terakhir, pria yang tak pernah jenuh mencintaiku secara penuh.

Dia bicara banyak. tentang keluarganya, tentang keluargaku dan beberapa poin yang membuatku benci pada PERBEDAAN. Dulu ku angap perbedaan itu adalah rahmat dan sesuatu yang wajar. Tapi tidak dengan keadaanku yang sekarang. Perbedaan itu seakan menjadi monster, mencoba mengambil peran antagonis untuk memisahkan kami. 

Hari ini aku berdandan dengan gaya yang berbeda, memakai eye shadow dengan warna smoky brown untuk menutupi mata yang sembab. Raut wajah yang menggambarkan luka yang tidak dapat dibahasakan melaui frasa-frasa kata harus ditutupi dengan Blush On berwarna pink. Mungkin inilah rasanya sakit karena dibatasi perbedaan dan jarak.

Padahal kemarin kita selalu punya alasan untuk tersenyum dan bahagia. Tapi kenapa tadi malam kita mencari alasan untuk menangis?. Apakah kita terlalu nekad? berusaha merajut cinta dari jarak ribuan kilometer. atau kita hanya berfantasi dan berangan-angan, seperti katamu? aku tak tau dan ga mau tau sayang. Aku memang egois. 

Sejak pertama kali aku berkenalan dengan Aa JeleQ, aku belajar banyak hal dengan cara yang tak biasa. Perkenalan kita tak terencana, seakan dunia sengaja berkonspirasi untuk menjebak kita dalam sebuah ilusi. Cinta semakin mengambil alih, kita sama-sama larut dalam kebahagiaan yang tak lagi terhitung. hanya ada senyuman tulus yang mengalir dalam setiap detik kebersamaan kita. Cinta telah membuat jiwa kita seakan-akan di Taman Firdaus, tapi kenyataan hanya bisa membuat kita terusir dari keindahan dan kemegahan taman Firdaus. Lagi dan lagi karena perbedaan. Perbedaan macam apa yang bisa merenggut kebahagiaan seseorang?

Awalnya, kita memang saling berproses untuk menerima dan menormalkan segalanya agar tak terlihat seperti masalah besar. Perbedaan diantara kita seringkali kita jadikan bahan candaan.

Tapi aku lemah ketika orang yang aku cintai menanyakan akhir hubungan ini, berakhir manis atau tidak. Aku rapuh, Aku tau semuanya menjadi tidak pasti, dan akulah orang yang membuat semua ini menjadi tidak pasti. Semua jadi terasa sulit ketika aku harus berpikir apa yang akan terjadi beberapa bulan kedepan bahkan hal buruk bisa saja terjadi besok atau lusa. Tapi aku sama sekali tidak mau memikirkan itu, aku hanya ingin bahagia bersamanya saat ini. Kalaupun seandainya kita tak bisa bersama, biarlah Tuhan dan keadaan yang memisahkan, aku tak ingin memilih. Aku belum siap, dan sepertinya aku tak akan pernah siap. Aku belum siap menerima semua kemungkinan buruk yang akan terjadi. Aku juga belum siap untuk memejamkan mata tanpa lullaby dari Lampung.

Sayang, bisakah kita bercerita tentang bahagia saja? Bukankah kita masih bisa menertawakan perbedaan diantara kita? Aku tak ingin mengungkit luka yang sebenarnya perlahan-lahan sudah tergores sejak kita tau perbedaan tak mudah untuk diperjuangkan. aku sudah tau ini yang akan menjadi batu sandungan kita. perbedaan ras. kerumitan adat-istiadat. mereka tidak pernah sesederhana cinta. kita sudah beda. sangat berbeda. hanya tuhan dan perasaan kita yang sama. 

Sayang, kalau pun kita tak bisa melupakan perbedaan yang ada diantara kita, bukankah untuk bahagia  kita bisa menutup telinga terhadap perkataan orang??


0 comments:

tinggalkaN komentar mU.... ^_^