Aku dan kamu yang kemarin masih menjadi kita.
Kamu ingat sepotong kata bernama pacaran?
Hubungan, ikatan dan komitmen.
Ya, sesuatu yang menyatukan kita. Dulu.
Aku baru tahu sayang, semua itu seperti pasir dalam
genggaman.
Kalau saja aku bisa membiarkannya berada pada telapak tangan
terbuka,
Pasti pasir itu akan tetap ada pada tempatnya sampai saat
aku menulis ini.
Tapi sayang, aku menggepalkan tanganku erat-erat untuk
mempertahankannya.
Pasir itu pelan-pelan menyembur dari sela-sela jemariku
Semuanya jatuh, hilang dan tak bersisa
Aku tak ingin
kehilangan
Itulah caraku, dan mungkin salah
Pacaran, ya
seperti itu
Kalau saja di pertahankan dengan longgar,
Dengan menghormati dan membebaskanmu,
Mungkin cinta kita akan tetap utuh.
Tapi aku menggenggam terlalu erat, terlalu memiliki.
Hingga akhirnya terlepas dan hilang.
Bahkan sinar mentari pun bisa membakar kalau berlebihan.
Aku lupa kata-kata mu dulu,
Aku bisa memiliki
hatimu tapi aku tak akan mungkin bisa memiliki kehidupanmu.
Sekarang aku mengerti.
Hanya ada sedikit perbedaan antara menggandeng tangan dan
membelenggu jiwa.
Dan cinta bukan berarti bersandar.
Aku mulai menerima kekalahanku,
Sambil mengangkat kepala dan membuka mata,
Dengan kelapangan dada orang dewasa,
Bukan kesedihan seorang bocah.
Setidaknya aku akan berusaha.
Aku akan belajar membangun kembali jalanku.
Walaupun aku tahu, hari esok tak kan pernah pasti,
Sulit direncanakan.
Mulai hari ini, detik ini.
Akan kutanami kebunku dan kembali menghiasi jiwaku.
Tanpa harus menunggu orang lain membawa bunga untukku.
Karena aku bisa bertahan, pasti.
Karena aku sebenarnya kuat.
Karena aku sebenarnya berharga.
1 comments:
tinggalkaN komentar mU.... ^_^