“salahkah mencintai
seseorang yang harusnya tak boleh kucintai?”
Aku
bahkan tak mengerti bagaimana statusku dengan dia. Dia bilang, dia begitu mencintaiku. Dia
katakan, akulah yang selama ini dia cari. Tapi, dia masih tidak ingin meninggalkan
wanita itu, masih belum mau mengakhiri hubungannya dengan pacarnya. Aku tak peduli bagaimana mempersepsikan
statusku, sebagai simpanan atau
bahkan sebagai penghancur hubungan
orang, tapi toh tidak separah itu. Aku tak menuntut banyak hal darinya, kami saling mencintai dan
pentingkah status? Aku rasa tidak.
Andilau, antara dilema dan galau.
Semua orang punya alasan untuk sebuah pilihan, termasuk jadi simpanan pacar orang,
menjadi orang ketiga. Menyakitkan memang, karena aku benci selalu jadi prioritas kedua,
karena aku benci harus
kehilangan nya saat aku benar-benar membutuhkannya. dan mungkin menjijikkan bagi sebagian
orang. Tapi juga ada kebahagiaan disana.
Ada yang sampai kebingungan dan kewalahan menasehatiku. Tapi untuk
apa? Bukannya The right one who finally?. Dan cinta itu kadang ga pake logika.
Katanya aku gak waras, melakukan sesuatu terlalu diluar logika,
dan mereka bilang masih banyak cowok-cowok keren lain yang unyu-unyu diluar sana. Lho? Apa urusannya sama aku? Toh mereka dipelihara negara.
Kalau aja mereka tau perasaanku. Kadang, aku pun merasa bersalah
atas apa yang aku lakukan. Ada saat-saat
dalam hidupku, saat aku tetap meyakini bahwa ini hanya sementara. Aku masih
meyakini suatu saat aku akan menjadi satu-satunya untuk selamanya.Aku juga gak mau lama-lama bikin mereka kuatir dengan keadaanku. Aku juga sayang
mereka, mereka yang bahunya sering aku pinjam saat aku menangis. Ditengah ketergesaan,
padatnya jadwal kuliah, dan semua kesibukan di luar kampus,hanya mereka yang
mau diam mendengar ceritaku.
Matahari terbenam dan akan segera bertukar tugas dengan bulan.
Sebentar lagi, bulan pun akan bekerja menyinari langit Aceh. Aku mulai sadar, pasti
akan ada cinta sejati yang menungguku. Akan ada seseorang yang menungguku untuk
saling mewujudkan mimpi bersama. Hal yang tidak pernah aku dapatkan dari hubungan
gelapku bersama pacar orang. Cinta yang mengobati, bukan melukai.
Aku gak mau berlarut-larut. Aku tau
pasti kesalahan apa yang sudah kulakukan. Melawan takdir dan garis yang telah
dibuat olehNYA. Aku ingin menjadikan semua yang salah menjadi benar, mengakhiri
hubungan gelap yang tidak berujung ini. Dia juga pasti senang melihat Tuhan
senang, dia pun tentu senang melihat pacarnya senang. Gak ada salahnya saling
membahagiakan dan mendoakan. Aku tak ingin menyakitinya dan pacarnya. Dia bisa mencintai pacarnya seperti pertama kali cinta itu ada dan
menggetarkan hatinya dengan luar biasa. dan aku
akan menemukan bahagiaku. Kita
akan bahagia dalam jalan kita masing-masing, tanpa harus menyakiti pihak lain,
tanpa harus menyangkal Tuhan yang menyebabkan cinta itu ada.
Selama ini, saat
aku bersamanya, aku lupa apa arti cinta. Perasaanku mati untuk merasakan
bahagia. Aku terbiasa dengan perasaan sakit yang kubuat sendiri, aku terbiasa dengan kelakuannya
yang kadang tak menganggapku ada. dia terlanjur membuatku percaya,
bahwa cinta adalah kesabaran menjadi orang ketiga.
Aku tak mau lagi tertipu dengan
rayuannya. Hidupku akan tenang jika tidak ada yang aku sembunyikan. Aku
menunggu esok hari, saat matahari terbenam dengan pesonanya dan aku akan
menemukan seseorang yang selama ini hilang.
Dia yang tinggal dalam kenangan, mimpi, dan harapan yang ku reka-reka.
Aku akan menunggunya sampai saat dia muncul. Menatap matanya dalam-dalam yang
bening untuk melihat apa yang ada dipikirannya. Menunggu nya Menggenggam tangan
saat menyalamiku sampai akhirnya dia menarikku dalam peluknya yang hangat.
Aku dan pangeranku akan
tertawa lepas, berbagi tawa dan bahagia tanpa sebuah ketakutan bahwa
hubungan rahasia ini akan diketahui oleh seseorang selain kami berdua.
Tapi sekarang aku akan pergi, tanpa harus pamit sama siapapun.
Suatu hari nanti, aku ingin menjadi
sesuatu yang berguna saat tiba disini dan saat kita bertemu. Setidaknya, aku
tidak memalukan dengan gelar yang sedang aku kejar.
Aku masih ingin menjelajahi dunia.
Tapi, kemanapun aku berlari, aku pasti tersesat di dalammu. Saat aku
berlari, aku juga membawamu berlari.
Mentari seperti tersenyum dan terlihat
tidak ingin menggangguku dan pangeran impianku. Jadi, mentari memilih untuk
terbenam lebih dulu. Kini aku percaya. Sesuatu yang telah
dipersatukan Tuhan, tidak dapat dipisahkan oleh manusia.
2 comments:
tinggalkaN komentar mU.... ^_^