Ini tentang
seorang pria, pria yang mungkin sangat sulit untuk marah, tidak bisa
meluapkannya mungkin lebih tepat. Pria yang memiliki kesabaran extra untuk
menghadapi siapapun, termasuk aku.
Tidak semua pria rumit seperti dia. Pria kelahiran
28 Desember 1989 yang bertubuh kurus tinggi, berkulit putih dan berjenggot bule.
Pria bersahaja yang selalu tampil dengan celana kain dan baju kemeja rapi, dan
sering memakai koko layaknya seorang ustadz.
Pria yang pernah menarik perhatianku pada saat matrikulasi, pria yang
pernah kubenci sejak semester IV, dan pria yang kukagumi sejak semester VI. Aku
tidak terlalu mengenalnya, sosoknya sulit untuk di mengerti.
Aku mengenal
pemilik senyum hambar ini sejak tiga tahun yang lalu. Semua berawal dari mata
kuliah Bahasa Arab dan Bahasa Inggris di awal perkuliahan dulu. “ganteng !!”
itu reaksi classmate yang duduk tepat di sampingku waktu pertama kali
melihatnya dari kejauhan dan i think so.
Jago design dan
salah satu pendesign terbaik yang
mendesign menggunakan feeling, contohnya saja foto Putri Reiza yang sekarang
tersenyum manis di pintu lemari nya Cieput, amazing lhoo hasilnya, amat sangat
bagus. Mungkin karena didesign dengan hati atau mungkin memang ada hati, Ntah
lah. Tapi yang pasti jago banget, misalnya saja aku minta di buatkan sesuatu,
di geser sedikit mouse lepinya,
langsung jadi gambar yang keren. Dan untuk alasan apapun aku suka setiap karya
yang dihasilkan oleh tangan si ganteng ini.
Pria yang
memiliki satu adik perempuan, dua kakak perempuan dan tiga adik laki-laki ini adalah sosok abang yang baik dan
bertanggung jawab, yang menyayangi keluarganya dengan cara dan kualitas yang baik, apalagi setelah
kepergian ayahnya, dan sejak saat itu saya mengagumi nya.
Mungkin dia pria
satu-satu nya yang mau mendengar omelanku. Dengan modal sabar dia terpaksa
mendengar siksaan yang bertubi-tubi keluar dari mulutku, tentang pembelaan atas
tudingannya terhadap sikap dan tingkahku, tentang argument egois ku yang
ingin mengubah pemikirannya yang fanatik
itu. Ntah kenapa dia tak pernah bisa berhenti mengkritisi setiap hal yang aku
lakukan. Hobby-nya terus-menerus
mengomentari penampilan dan sikapku sampai-sampai harus menerima
perkataan-perkataan tajam yang tidak seharusnya keluar dari organ tubuh tak
bertulang yang ada di mulutku. Tapi untuk alasan apapun, aku tetap mengagumi
pria ini dengan kebaikan yang dia miliki, dengan segenap kemauannya untuk
mengubah tingkahku, memperbaiki penampilanku dan juga dengan kepasrahannya saat
mendengar ocehanku.
Tapi ada sesuatu
yang agak sedikit aneh dari seorang mantan Wakil gubernur Fakultas Dakwah yang
mungkin akan menjadi calon iparku (cieput maap yaaw. Hehehehe) , dia punya
seabrek hobby dan keinginan. Sewaktu masih ingusan dulu hobby-nya adalah main
bola dan main layangan layaknya seorang bocah pada umumnya. Ketika beranjak
remaja dia mulai mencintai dunia basket, tenis meja dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan dunia persilatan, walaupun mencintai olahraga tapi badannya
tidak berubah atletis sama sekali. Tapi semenjak menginjakkan kaki di Institut
IAIN Ar-Raniry dia mulai suka nonton dan membaca, namun sama sekali tidak suka
menulis, dalam bentuk apapun.
Sedangkan
cita-citanya tidak kalah banyak. Dulu dia suka dengan dunia elektro dan ingin
membuka perusahaan elektronik di Aceh, tapi setelah mengenal “komunikasi
penyiaran islam” malah berpindah haluan, dia mulai punya cita-cita menjadi
seorang dai professional layaknya Aa gym dan berkeinginan untuk mendirikan
dayah, menetap disana, memperolah ilmu agama dan membaginya dengan sesama. Fisicly,
memang agak sedikit mirip seorang ustadz, malah berbakat. Ya…. “pak ustadz
ganteng”.
Setelah tiga
tahun bergelut dengan “komunikasi”, pemikirannya mulai berubah, cita-citanya
juga ikut berevolusi. Dulunya ingin jadi kyai sekarang malah pingin jadi
presenter, motivator dan juga ingin mendirikan perusahaan produksi film di
Aceh. Aneh.
Tapi dari sekian
banyak ada satu keinginan yang ingin segera diwujudkannya, yaitu nikah. Ya… pak
ustadz ganteng ingin nikah muda.
Pak ustadz
ganteng itu benama Muhammad Akmal. Dan 600 kata ini untuk Muhammad Akmal.
0 comments:
tinggalkaN komentar mU.... ^_^