Fari Hanum

Perempuan, 20 Tahun

Banda Atjeh, Indonesia

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
| ::

Navbar3

Search This Blog

Selasa, 17 Juli 2012

Cinta Pertama


Semua hal yang terjadi di muka bumi ini berawal dari satu titik dan berakhir di titik yang lain. Layak nya huruf Abjad berawal dari A dan berakhir di Z. Dan kisah ini berawal dari cinta pertama.


Cinta pertama…. Lingkaran yang tak berujung. Tanda Tanya yang butuh jawaban dan perlu usaha keras untuk mendapatkannya. Layaknya mata yang sengaja di tutup dengan tangan sendiri, sadar ataupum tidak, ada kebutaan yang menyejukkan.

Sebut saja Langit, pria manis dengan pandangan tajam yang sempat mengiris rindu dalam hati Hujan. Dia tak pernah lupa cara Langit memandangnya dan menyimpulkan senyum untuknya. Dia selalu ingat suara Langit saat memanggilnya dengan ejaan yang salah. Ya… Hujan masih ingat setiap detail dari Langit. Hujan masih mampu menggambarkan dengan jelas perasaan nya kala itu. Saatsegala yang pertama terasa begitu menyenangkan, saat semua yang pertama terasa amat mengesankan. Banyak orang menamakannya dengan Cinta Monyet. Tapi berhubung Langit dan Hujan bukan keturunan monyet, maka sebut saja perasaan tak logis bernama cinta pertama.

Langit dan Hujan memang tak pernah tau rasanya jatuh cinta. Sampai pada suatu ketika Tuhan memainkan takdir mereka. Ada sepotong wajah yang selalu tergantung di batas waktu, ada sosok Langit yang kemudian selalu membayangi Hujan. Tapi tetap saja mereka hanya bocah ingusan yang baru pertama kali merasakan itu. Hujan mulai bingung mencari kata untuk mendeskripsikan perasaannya. Tapi ada rasa yang dikenalnya disana, benci. Dia benci ketika harus berjalan dalam kegelapan kemudian berlari menuju kearah Langit. Dia juga benci ketika harus tahu kenyataan bahwa sebenarnya Langit tak pernah punya cahaya untuknya.

Hujan kebingungan. Banyak pertanyaan yang kemudian betah berkeliaran di otaknya. Apa maksud dari gerakan-gerakan kecil Langit yang selalu menahannya agar tidak kemana-mana saat jam istirahat? Apa yang di lihat langit di wajahnya setiap kali mereka bermain bersama? Apa yang dicari Langit selama perjalanan ke sekolah sehingga matanya tak pernah melepaskan bayangan Hujan? Apa yang Langit inginkan? Kenapa Langit tak pernah absen untuk mengantarnya pulang usai pengajian malam? Bukankah rumah Hujan hanya berjarak lima langkah dan hanya berbatas tanaman hias dari tempat pengajian? Bukankah rumah Langit dan Hujan erbeda arah? Dan Langit terus saja membiarkan Hujan sibuk dengan pertanyaan itu.

Dulu mereka masih terlalu dini untuk mengerti cinta, apalagi menafsirkannya. Dulu, segala hal yang pertama menyeret mereka pada dimensi yang belum pernah dikenal sebelumnya. Apa yang diketahui oleh dua bocah yang masih duduk di bangku kelas 6 SD selain bermain dan bermain? Bukankah segala yang pertama hanyalah permainan sederhana yang biasa dimainkan oleh siapa saja? Tapi kalu cinta pertama juga bagian dari permainan, kenapa rasa itu terasa begitu nyata? Bahkan Hujan masih bisa merabanya.

Masa-masa indah itu tidak akan pernah kembali. Tak ada lagi masa saat Langit menceritakan cita-citanya menjadi seorang pilot. Tak ada lagi masa saat Hujan menceritakan cita-citanya menjadi wanita kantoran mengikuti ayahnya. Tak ada lagi masa saat Langit dan Hujan berjalan di garis waktu yang sama. Semuanya hanya tinggal kenangan yang kadang-kadang iseng mengintip diam-diam melalui jendela kenyataan.

Sejak kepergian Langit, Hujan merasa mataharinya dicuri, digantikan dengan bulan milik Langit, sehingga setiap malam hanya redup yang menyelimuti musimnya. Berharap Langit kembali untuk mengembalikan apa yang seharusnya menjadi miliknya dan membawa redup pergi. Tapi Hujan tahu bahwa Langit tak akan pernah pulang dai perginya karena Langit tak pernah tahu rasanya rindu.
Seharusnya Hujan tak pernah membiarkan Langit masuk dalam hidupnya, sehingga tak akan ada perpisahan dan pertemuan yang selalu ingin terulang. Seharusnya Hujan mengabaikan semua sikap-sikap aneh Langit, sehingga tak akan pernah ada rasa mengganggu yang bernama rindu itu.

Tapi setidaknya cerita mereka pernah ada. Cinta pertama yang selalu disembunyikan Hujan, rasa yang ingin dibunuh Hujan dan semuanya hanya menjadi kenangan. Sama seperti cerita cinta monyet lainnya, kisah antara Langit dan Hujan  juga tak pernah punya hak untuk diukukan menjadi pengantar tidur. Mungkin inilah jawaban dari setiap pertanyaan Hujan. Cinta Monyet tak akan pernah menyentuh masa depan.   

0 comments:

tinggalkaN komentar mU.... ^_^