Semua hal yang terjadi di muka bumi ini
berawal dari satu titik dan berakhir di titik yang lain. Layak nya huruf Abjad
berawal dari A dan berakhir di Z. Dan kisah ini berawal dari cinta pertama.
Cinta pertama…. Lingkaran yang tak
berujung. Tanda Tanya yang butuh jawaban dan perlu usaha keras untuk
mendapatkannya. Layaknya mata yang sengaja di tutup dengan tangan sendiri,
sadar ataupum tidak, ada kebutaan
yang menyejukkan.
Sebut saja Langit, pria manis dengan
pandangan tajam yang sempat mengiris rindu dalam hati Hujan. Dia tak pernah
lupa cara Langit memandangnya dan menyimpulkan senyum untuknya. Dia selalu
ingat suara Langit saat memanggilnya dengan ejaan yang salah. Ya… Hujan masih
ingat setiap detail dari Langit. Hujan masih mampu menggambarkan dengan jelas
perasaan nya kala itu. Saatsegala yang pertama terasa begitu menyenangkan, saat
semua yang pertama terasa amat mengesankan. Banyak orang menamakannya dengan Cinta Monyet. Tapi berhubung
Langit dan Hujan bukan keturunan monyet, maka sebut saja perasaan tak logis
bernama cinta pertama.
Langit dan Hujan memang tak pernah tau
rasanya jatuh cinta. Sampai pada suatu ketika Tuhan memainkan takdir mereka.
Ada sepotong wajah yang selalu tergantung di batas waktu, ada sosok Langit yang
kemudian selalu membayangi Hujan. Tapi tetap saja mereka hanya bocah ingusan
yang baru pertama kali merasakan itu. Hujan mulai bingung mencari kata untuk
mendeskripsikan perasaannya. Tapi ada rasa yang dikenalnya disana, benci. Dia benci ketika harus berjalan
dalam kegelapan kemudian berlari menuju kearah Langit. Dia juga benci ketika
harus tahu kenyataan bahwa sebenarnya Langit tak pernah punya cahaya untuknya.
Hujan kebingungan. Banyak pertanyaan yang
kemudian betah berkeliaran di otaknya. Apa maksud dari gerakan-gerakan kecil
Langit yang selalu menahannya agar tidak kemana-mana saat jam istirahat? Apa
yang di lihat langit di wajahnya setiap kali mereka bermain bersama? Apa yang
dicari Langit selama perjalanan ke sekolah sehingga matanya tak pernah
melepaskan bayangan Hujan? Apa yang Langit inginkan? Kenapa Langit tak pernah
absen untuk mengantarnya pulang usai pengajian malam? Bukankah rumah Hujan
hanya berjarak lima langkah dan hanya berbatas tanaman hias dari tempat
pengajian? Bukankah rumah Langit dan Hujan erbeda arah? Dan Langit terus saja
membiarkan Hujan sibuk dengan pertanyaan itu.
Dulu mereka masih terlalu dini untuk
mengerti cinta, apalagi menafsirkannya. Dulu, segala hal yang pertama menyeret
mereka pada dimensi yang belum pernah dikenal sebelumnya. Apa yang diketahui
oleh dua bocah yang masih duduk di bangku kelas 6 SD selain bermain dan
bermain? Bukankah segala yang pertama hanyalah permainan sederhana yang biasa
dimainkan oleh siapa saja? Tapi kalu cinta pertama juga bagian dari permainan,
kenapa rasa itu terasa begitu nyata? Bahkan Hujan masih bisa merabanya.
Masa-masa indah itu tidak akan pernah
kembali. Tak ada lagi masa saat Langit menceritakan cita-citanya menjadi
seorang pilot. Tak ada lagi masa saat Hujan menceritakan cita-citanya menjadi
wanita kantoran mengikuti ayahnya. Tak ada lagi masa saat Langit dan Hujan
berjalan di garis waktu yang sama. Semuanya hanya tinggal kenangan yang
kadang-kadang iseng mengintip diam-diam melalui jendela kenyataan.
Sejak kepergian Langit, Hujan merasa
mataharinya dicuri, digantikan dengan bulan milik Langit, sehingga setiap malam
hanya redup yang menyelimuti musimnya. Berharap Langit kembali untuk
mengembalikan apa yang seharusnya menjadi miliknya dan membawa redup pergi.
Tapi Hujan tahu bahwa Langit tak akan pernah pulang dai perginya karena Langit
tak pernah tahu rasanya rindu.
Seharusnya Hujan tak pernah membiarkan
Langit masuk dalam hidupnya, sehingga tak akan ada perpisahan dan pertemuan
yang selalu ingin terulang. Seharusnya Hujan mengabaikan semua sikap-sikap aneh
Langit, sehingga tak akan pernah ada rasa mengganggu yang bernama rindu itu.
Tapi setidaknya cerita mereka pernah ada.
Cinta pertama yang selalu disembunyikan Hujan, rasa yang ingin dibunuh Hujan
dan semuanya hanya menjadi kenangan. Sama seperti cerita cinta monyet
lainnya, kisah antara Langit dan Hujan
juga tak pernah punya hak untuk diukukan menjadi pengantar tidur.
Mungkin inilah jawaban dari setiap pertanyaan Hujan. Cinta Monyet tak akan pernah menyentuh masa depan.
0 comments:
tinggalkaN komentar mU.... ^_^