Fari Hanum

Perempuan, 20 Tahun

Banda Atjeh, Indonesia

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
| ::

Navbar3

Search This Blog

Kamis, 24 Mei 2012

Ciepiet, aku dan dia


Beberapa minggu lalu, aku dan juga penghuni Jambo unit satoe yang lain dapet tugas kuliah bikin tulisan feature. Sederhananya, penulisan feature itu seperti nulis fiksi dengan disertai fakta-fakta. Contoh paling gampang yang bisa kamu pahami adalah ketika kamu baca tulisan tentang seseorang. Masih bingung juga? aku juga bingung gimana cara jelasinnya.

 Wokeeh. Giniie aja dech, coba kamu baca tulisan feature nya Maulid Fitri (ciepiet) dengan sedikit editan dari aQyuu, hihiihihi. kebetulan aku yang ketiban sial beruntung dan harus jadi objek tulisan nya dia.






Antara Dia dan Lelaki itu


Rambut panjang yang menghiasi laki-laki berkulit hitam itu membuatnya terkesan seperti seseorang seniman jalanan, lelaki itu, sang pengembara seni, memuat beberapa baris tinta, merangkumnya menjadi sebuah informasi untuk khalayak, sang wartawan, itulah panggilan yang pantas untuknya.

Lelaki itu, dia kenal ketika pertama kali kakinya menginjak kampus IAIN Ar-Raniry, lelaki itu, lelaki pertama yang mengajari dia arti sebuah rasa, sebuah cinta, sebuah suka, awal pertama dia memulai kisah perubahan jiwanya, menjadi lebih dewasa dalam menghadapi segala hal yang datang. Lelaki itu seniornya dikampus, yang kemudian menjadi pengisi yang dominan dalam kisahnya, wanita itu. semuanya dimulai karena lelaki itu.

Berperawakan kecil, berparas manis, berpipi tembem, dengan bola mata besar bak wanita korea selatan, memulai kisah barunya, pertengahan 2009. Awal baru dengan rasa baru didampingi lelaki itu disisinya.

Senyum itu tergaris dibibirnya, tawa itu menghiasi hari-harinya, Dia bahagia, seperti halnya wanita beranjak dewasa lainnya, permulaan, dia dan lelaki itu membina sebuah hubungan dengan kepercayaan, dan perhatian. Dengan dipenuhi sebuah rasa kasih sayang diantara mereka.

Hanum, begitulah wanita itu akrab disapa, dia merupakan wanita yang sangat energik, dalam segala hal, tak banyak yang tau malah seberapa dan seperti apakah dia sebenarnya, dibalik sifat kekanakannya tersimpan seribu kedewasaan walau tak semua orang menyadarinya.

Bulan itu terus berganti, sampai akhirnya dia patah hati, lelaki itu, terlalu sibuk untuk menjadi sesorang yang dicintai, rasanya seperti berlari mengikuti alur yang tak tekendali, dia, wanita yang tidak suka diabaikan berubah menjadi wanita yang diabaikan oleh seseorang yang special dihatinya sendiri, dia terluka dan kemudian terakhiri tanpa sadar dimanakah letak pertama akhir itu dimulai. Lelaki itu pergi, jauh dari pandangannya, dan diapun terpuruk dalam kekecewaan.

Kisah cintanya tak berujung menyenangkan, malah hal ini semakin membawanya menjadi sesosok wanita kecil yang dewasa dalam setiap tulisannya, tulisannya membawa jiwanya tersenyum walau dalam kepahitan, ketika dia mencoba bangkit dengan sebuah kisah yang gagal bersama lelaki, lelaki pujaanya.

Hari-hari dia, semakin sibuk, sibuk dengan dunianya yang baru, Online, Blog, Facebook, Twitter, Mig33, dunia baru tempatnya berbagi yang tak pernah dicuekin, dunia baru yang mudah untuk dia menumpahkan rasanya, menjadi sebuah tulisan yang akan di comment dan di like oleh seluruh manusia di dunia. Ditaburi dengan warna pink kesukaannya, hobi baru itu berjalan dan membuatnya dikenal didunia mayanya, sampai akhirnya situasi membawanya menyukai segala hal yang berhubungan dengan dunia mayanya.

Dia sibuk benar-benar sibuk, namun satu kata yang masih tetap membuatnya tersenyum sinis terhadap dirinya sendiri, karena lelaki itu masih menjadi bayangan dalam hidupnya, yang seolah-olah menghantui disetiap jalannya arah yang dia tuju, lelaki itu, hadir dimana-dimana ketika dia mencoba membuangnya jauh kepesisir pantai yang kosong tak berpenghuni. Lelaki itu selalu tersenyum dengan indahnya, seolah tak menyadari hal dahulu, dia tersakiti karenanya, senyumnya terus dilepaskan untuk dia, sampai dia takut, dan menyalahkan dirinya sendiri, ”mungkinkah dahulu aku yang salah”, kata-kata lelaki itu, yang dahulu terkubur menjelma kembali bak lautan Tsunami, iya, lelaki itu terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, sehingga dia lupa kalau dunianya masih terselipkan dia.

Awal semester V, seolah-olah mata kuliah Filsafat itu menjadi tombak penghancur dengan keunikannya. Filsafat, mengajari cara berfikir, seperti apa seharusnya berfikir itu, berfikir seperti apa yang disebut dengan berfilsafat, unik, menarik, hal itu seolah berbanding terbalik dengan keinginannya, Filsafat itu menjadi tonggak ketakutannya, lelaki itu, iya, lelaki itu, berada disana, sebagai seniornya yang mengulang mata kuliah tersebut, entah kenapa rasa tak ingin melihatnya itu lebih besar dari pada rasa keingintahuan yang unik tentang filsafat itu sendiri, rasa malas bertemu dengannya, dia, rasanya tertinggal, karena itulah yang mengacaukannya.

Tak cukup sampai disitu, kekacauan itu semakin datang mengahampiri, dia berbalut embun dengan hatinya sendiri, entah rasa apa yang tepat yang bisa dilukiskan tentang kekacauan yang terjadi, dia malu dan malas keruangan belajarnya ketika lelaki itu datang lebih dulu dari dia, dia malu dan malas,berjumpa dengan lelaki itu diruangan kelasnya, dia malu dan malas ketika semua hal yang berhubungan dengan lelaki itu dekat dengannya, dia malu sekaligus malas, dapatkah dilukiskan jikalau itu kemarahannya yang tak terdeteksi? Dia bingung dengan dirinya sendiri, dia membuat bingung semua orang disekitarnya, tapi satu yang pasti, dari sisi hati yang dalam, terselipkan satu rasa suka yang mendalam untuknya dahulu, tersisa disana.

0 comments:

tinggalkaN komentar mU.... ^_^