Fari Hanum

Perempuan, 20 Tahun

Banda Atjeh, Indonesia

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
| ::

Navbar3

Search This Blog

Jumat, 06 Januari 2012

NO MORE ACEM n' BECHUNG



Mereka saling tahu dan mungkin saling kenal. Mereka sudah saling bertemu, walau tak selalu, tak seperti yang lainnya, tapi mereka saling beradu kata-kata rayu.

Acem dan Bechung. Dua anak muda yang masih mencari jati dirinya. Acem yang selalu berpikir realistis, sedangkan Becung yang begitu idealis. Mereka berkenalan dari dunia maya yang hanya tersentuh oleh jemari, Mig33, Facebook. Lalu, comment yang merebak dari salah satu tulisan, berpindah menjadi private message
yang menggelikan, aksi reaksi di private message semakin hangat, mereka tetap bisa saling mendekap, walau dalam jarak. Lambat laun mereka  sadar, jika hubungan mereka berlanjut ke jenjang yang lebih serius, maka mereka bisa saling melengkapi, saling berbagi, saling menyemangati lalu diselingi saling mencintai.

Acem dan Bechung. Mereka berbeda dan tak sama. Mereka benar-benar hidup dalam dunia yang berbanding terbalik. Perbedaan tetap menjadi jurang, sementara Acem dan Bechung tak berusaha membuat jembatan. Awalnya, semua terasa biasa saja, tapi mereka tak pernah tahu kalau kejujuran yang berbicara

Acem dan Bechung. bechung seringkali ragu pada Tuhan. Kadang dia tak mengerti rencana Tuhan. Seringkali dia merasa bahwa Tuhan memberi harapan palsu. Kalau Tuhan saja memberi harapan palsu, apalagi ciptaanNya?
Acem dan Bechung. Mungkin Mereka sama-sama penat, mereka sama-sama merasa tercekat, Sekarat dan membisu karena rindu.

Tapi, semua telah berakhir, setiap cerita punya awal dan akhir dan cerita kita memang perpisahan yang sangat awal. Tak ada lagi kamu yang  mengagetkanku di inbox, tak ada lagi kamu yang kunanti saat online facebook, tak ada lagi kamu yang menjadi sebab pulsaku habis. Ya, tak ada lagi kamu yang menyebabkan senyum dan tawaku setiap hari.

Perpisahan selalu datang saat kita belum siap kehilangan, dan aku hanya sebagian kecil orang yang merasakan itu, entah kamu. Sekarang kita punya jalan hidup masing-masing, punya masa depan masing-masing, dan punya rencana masing-masing. Adilkah? Dan ku tahu adil dalam “persepsi” Tuhan selalu berbeda dengan adil yang dipersepsikan manusia.

Karena percuma mataku perih untuk seseorang yang memang tak akan pernah mau kembali, karena percuma ada rintik lembut dikelopak mata, jika memang semua harus berakhir. Karena percuma mengharapkan seseorang yang mendekati sempurna seperti kamu. Aku tahu kamu butuh ruang. Ini bukan soal maya atau instan, tapi soal aku dan kamu yang tidak lagi menjadi kita.

Dan, selamat tinggal untuk mimpi tertunda itu, aku tidak akan bisa melihatmu pulang kerja dengan wajah kucel dan letih, aku tidak akan bisa merasakan pelukan dan kecup hangatmu di pagi hari,  tidak ada suara setengah beratmu yang membangunkan ku. Oh, betapa saya juga mencintai pria sehebat kamu.

Aku masih menyimpan sms-mu bukan karena mengujimu, tapi karena tak ada “obat” rindu seperti tulisan kecilmu yang setia berdiam di inbox-ku , karena kau selalu sibuk seharian, karena kita tak bisa berkomunikasi layaknya pasangan normal.

Well, no more Acem and Bechung, setidaknya cerita kita pernah ada, walau hanya meminjam 485 hari dari waktu yang diberikan Tuhan. Dulu, aku sangat takut kehilangan kamu, tapi mungkin inilah waktu terbaik untuk membiarkan punggungmu berlalu meskipun aku belum siap, bahkan belum ikhlas. Inilah yang disebut cinta, membiarkan semua mengalir tanpa arah, seperti yang kau bilang dulu kan??

Aku tidak pernah melupakan detail-mu, se-inci pun.

2 comments:

tinggalkaN komentar mU.... ^_^